Sumber berita : Media Indonesia
INDONESIA telah membuat investasi yang tepat, yakni dengan memberi akses kepada kaum perempuan, terutama akses keuangan. Karena uang tersebut dipastikan untuk keperluan pembangunan mental keluarga, kesehatan, dan pendidikan dasar generasi.
Hal itu diungkapkan Direktur Institute of Business Administration, Karachi, Pakistan Ishrat Husain saat berkunjung ke Indonesia beberapa waktu lalu. Ia menuturkan, ada beberapa negara di dunia ini yang mungkin kurang menyenangkan bagi perempuan yang aktif.
Di Arab Saudi misalnya, tak sembarangan perempuan bisa berperan besar. Peraturan yang ketat atas peran serta perempuan di negara tersebut cukup membatasi aktivitas kaum hawa di sana. Begitu pun India, Mesir, Pakistan, dan beberapa negara di Semenanjung Arab. Padahal, peran serta perempuan merupakan sesuatu yang fundamental.
Ist
Secara makro, dunia telah melihat kepiawaian perempuan di Indonesia, tak hanya dalam mengelola uang. Namun juga hingga masuk ke peran inklusi keuangan, yakni memberdayakan kaum perempuan sehingga menjadi produktif dan memperbesar kapasitas produksi.
Produktif, dalam hal ini telah dilakukan oleh Kelompok Mina Lestari, yakni para pembudidaya ikan patin perempuan di Desa Bendiljati Wetan, Sumber Gempol, Tulungagung, Jawa Timur.
Kiprah mereka dimulai sejak memasuki dekade 2000. Melalui ketua kelompoknya, Siti Nikmaziah, memberdayakan 20 perempuan yang sebagian besar berstatus janda ataupun ditinggal oleh suaminya karena harus bekerja sebagai TKI di luar negeri.
Para perempuan ini memiliki tekad yang sama yakni ingin mandiri dan bisa meningkatkan kesejahteraan hidup. Kemudian Sumber Gempol, tempat di mana Nikmaziah tinggal, dikenal sebagai desa penghasil ikan patin (Pangasius sp.) terbesar di Kabupaten Tulungagung sejak era 90-an.
Dinas Perikanan setempat mencatat, Tulungagung menyumbang 25 ton (68%) pasokan perhari dari seluruh produksi patin se-Jawa Timur, dan dari jumlah itu ada peran besar Mina Lestari binaan Siti Nikmaziah di dalamnya. (OL-4)