Perusahaan Rintisan Asal Indonesia Memerangi Sampah Plastik Dengan Rumput Laut

JAKARTA (Reuters) – Peritel makanan dan minuman di Indonesia – Ong Tek Tjan menjual es krim di gelas yang dapat dimakan pelanggannya. Terbuat dari rumput laut dan rasanya seperti jeli, dengan beragam rasa mulai dari peppermint hingga rasa teh hijau.

Perusahaan rintisan Indonesia Evoware, yang membuat cangkir, serta wadah lainnya, dari rumput laut bebas bahan kimia, mengandalkan alternatif biodegradable untuk kemasan plastik untuk mengurangi kontaminasi lingkungan.

 

“Saya juga mendukung upaya ramah lingkungan ini,” kata vendor Ong yang menggunakan kontainer Ello Jello milik Evoware untuk menyajikan es krim. Meskipun ia merasa konsumen mungkin memerlukan waktu untuk menyesuaikan diri dengan produk yang lebih mahal daripada opsi saat ini.

Indonesia, yang memiliki beberapa sungai paling kotor di dunia dan pantai-pantai yang dulu murni berserakan sampah plastik, telah bergabung dengan upaya pembersihan yang dipimpin oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa setelah diberi peringkat pencemar laut terbesar kedua, di belakang China.

Pendiri Evoware David Christian mengatakan gagasan tentang kemasan makanan berbasis rumput laut didorong oleh keinginannya untuk melawan ledakan sampah plastik selama beberapa tahun terakhir di kota asalnya di Jakarta, ibu kota Indonesia yang berpenduduk 10 juta orang.

“Saya melihat berapa banyak sampah plastik diproduksi di sini, yang membutuhkan waktu ratusan atau ribuan tahun untuk menurunkan dan mencemari segalanya,” Christian menambahkan.

Dari produk pertama yang dikembangkan, jelly cup berbasis rumput laut, Evoware berkembang menjadi jenis kemasan lainnya, seperti sachets yang mudah larut untuk kopi atau bumbu.

Indonesia memproduksi 10 juta ton rumput laut setiap tahunnya dan menargetkan 19 juta ton pada 2020, kata Christian.

Tapi produk Evoware yang sekarang dibuat dengan tangan, masih memiliki beberapa tantangan sebelum mereka bisa bersaing dengan harga plastik.Cone rumput laut Ello Jello yang bisa dimakan, harganya bisa sampai lima kali lebih mahal daripada cone biasa, kata Ong. Dan itu menggunakan bungkus plastik dan kertas untuk menjaga teksturnya.

Sumber: https://www.reuters.com/article/us-indonesia-evoware/indonesian-startup-wages-war-on-plastic-with-edible-seaweed-cups-idUSKBN1DN0XA